Anda ingin memiliki umur panjang?
Bahagia, itulah kuncinya. Karena sebuah penelitian menyebutkan, rasa ahagia ternyata tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, namun juga meningkatkan kuantitas hidup Anda.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University College London, Inggris ini melibatkan peserta berusia antara 52 sampai 79 tahun. Peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan bagaimana perasaan bahagia dan positif yang mereka rasakan.
Lima tahun kemudian, 7 persen dari orang dalam kelompok tidak bahagia telah meninggal, sedangkan pada kelompok paling bahagia hanya 4 persen ditemukan meninggal. Sisanya 5 persen dari kelompok tengah.
Para peneliti pun menghubungkan faktor usia, depresi, penyakit kronis, gaya hidup, dan faktor sosial ekonomi dengan risiko meninggalnya peserta. Mereka pun menemukan bahwa orang yang paling bahagia 35 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal.
"Meskipun tampak terlalu mengada-ada, tetapi snapshot emosional telah membuktikan pengaruhnya pada temperamen keseluruhan bahkan di penelitian sebelumnya," jelas Sarah Pressman, PhD, seorang profesor psikologi di University of Kansas, di Lawrence.
"Kami berharap bahwa kita bisa melihat hubungan antara bagaimana orang merasa bahagia selama hidupnya dan efek umur panjang pada masa depannya. Ternyata efeknya sangat kuat," tambah pemimpin Andrew Steptoe, PhD. (Sumber: Sehatnews.com)
Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University College London, Inggris ini melibatkan peserta berusia antara 52 sampai 79 tahun. Peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan bagaimana perasaan bahagia dan positif yang mereka rasakan.
Lima tahun kemudian, 7 persen dari orang dalam kelompok tidak bahagia telah meninggal, sedangkan pada kelompok paling bahagia hanya 4 persen ditemukan meninggal. Sisanya 5 persen dari kelompok tengah.
Para peneliti pun menghubungkan faktor usia, depresi, penyakit kronis, gaya hidup, dan faktor sosial ekonomi dengan risiko meninggalnya peserta. Mereka pun menemukan bahwa orang yang paling bahagia 35 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal.
"Meskipun tampak terlalu mengada-ada, tetapi snapshot emosional telah membuktikan pengaruhnya pada temperamen keseluruhan bahkan di penelitian sebelumnya," jelas Sarah Pressman, PhD, seorang profesor psikologi di University of Kansas, di Lawrence.
"Kami berharap bahwa kita bisa melihat hubungan antara bagaimana orang merasa bahagia selama hidupnya dan efek umur panjang pada masa depannya. Ternyata efeknya sangat kuat," tambah pemimpin Andrew Steptoe, PhD. (Sumber: Sehatnews.com)